Rabu, 04 Desember 2013

Jangan Kalah dengan Ayam


 Oleh: Daud Fathani

Banyak orang bilang hidup di dunia ini nggak ada yang gratis. kecuali kentut. Realitanya demikian. Tidak ada yang mengingkari ungkapan tersebut, kendati tidak seratus persen ucapan itu benar. Karena masih ada yang gratis disamping kentut, ngambil air di kali atau di laut, misalnya, cari sayuran di hutan (kalau ada yang bisa dikonsumsi, tangkap ikan di sungai, dll.
Ungkapan semacam itu, sekalipun mengandung kata-kata yang kurang enak didengar karena ada kata "kentut" nya, perlu kita dukung, agar bisa membuat kita sadar bahwa untuk hidup di dunia ini tidak bisa hanya dengan berdiam diri. Semua perlu ongkos, perlu biaya, perlu usaha untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.
Islam sangat tidak menyukai umatnya menganggur. ini dibuktikan dengan adanya beberapa ayat yang menyinggung-nyinggung agar manusia itu berusaha mencari rezqi, tidak menganggur. Berikut diantara bunyi ayat-ayat tersebut:

فَانتَشِرُوا فِي الأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ

Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah[1]

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا

dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan[2]

وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ

Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.[3]
Selain Allah dalam Al-qur’annya, Rasulullah saw pun juga bersabda,

لِأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَذْهَبَ فَيَحْتَطِبَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ

“Sungguh bahwa mengambil seseorang dari kamu dari talinya, lalu pergi, serta mencari kayu bakar ke hutan, maka itu lebih baik dibanding meminta-minta kepada manusia. Memberi merika itu kepadanya atau tidak.”
Jelas dari ungkapan ayat-ayat al-qur’an serta hadis Rasulullah Saw tersebut, kita tidak dibenarkan berdiam diri dengan virus yang bernama “menganggur”, karena menganggur tidak akan mendapatkan apa-apa. Malah, hanya bisa mengantarkan kepada kemiskinan. Dalam sebuah do'a, Nabi pernah berlindung dari “jurang” kemiskinan. Kemiskinan, ya, kemiskinan. karena kemiskinan juga merupakan bahaya yang bisa membawa kepada lembah kema'shiyatan dan bahkan kekufuran. Tentunya apabila seseorang tidak sabar dalam menghadapi kemiskinan tersebut.
Apa yang akan terjadi? tidak menutup kemungkinan apabila si miskin tidak kuatnya imannya, tidak mau bersusah payah, tidak mau kerja cari uang, ketika dalam keadaan terjepit, bisa saja angin jahat dari syaitan bertiup membawa bisikan ini-itu, merampok, merampas, mencopet, dan lain sebagainya.
Solosi utama agar terhindar dari kemiskinan adalah dengan berusaha, berusaha, dan terus berusaha. serta jangan lupa berdo'a kepada Allah agar dihindarkan dari kemiskinan.
Kalau hanya kerjaannya nganggur, malas-malasan, tidur-tiduran ngarap alias mengharap dapat emas nomplok, hujan duit, atau dapat uang kaget (seperti yang di televisi), mimpi kali yee...
Huss... sudah saatnya bangun. kacian dech lho! tahi mata menongkol. hhaaaa
Sobat, kalau kita mau melirik sebentar bagaimana kinerja ayam dalam menhidupi sehari-hari, mungkin kita kalah. Pagi-pagi, disaat kuning fajar mulai menyingsing, ayam sudah mulai bersiap diri. Kokoknya mulai terdengar menghiasi dunia. Sekalipun belum turun dari kandangnya, persiapan untuk kerja sudah diperlihatkannya. Dan, begitu jubah putih siang sudah mulai terpampang dengan ditandai datangnya sang mentari, ayam pun keluar dan turun dari kandangnya.
Kesana-kemari, ia langkahkan kaki, mengais ini-itu mencari sesuatu yang bisa dimakan, agar bisa hidup. Tanpa lelah, dari pagi hinga sore ayam ngak pernah datang ke kandang kecuali hari sudah mulai gelap, ketika senja kuning mulai menampakkan jubah hitamnya. Sungguh kegigihan yang luar biasa. Mampukah kita seperti demikian? jawabannya ada ditangan masing-masing.
Yang jelas, kita tidak boleh kalah dengan ayam. Kita ini makhluk Tuhan yang sempurna, dibekali akal oleh Allah untuk berfikir. Mari, sebagai rasa syukur kita kepada Sang Pencipta, kita wujudkan dengan berusaha dan bekerja. Carilah rezeki yang halal. Karena rezeki yang halal merupakan pupuk penyubur kecintaan kita kepada-Nya. Sebaliknya, rezeki yang haram merupakan racun kebisaan yang mampu menjobloskan kita ke lembah neraka Jahannam. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa dagingnya tumbuh dari makanan yang haram, maka api Neraka lebih utama baginya”. Na’udzubillah mindzalik.





[1] QS. Jum’at ayat 10
[2] QS. An-Naba ayat 11
[3] QS. Al-A’raaf ayat 10
Share this article :

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih atas Kunjungannya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India