Banyak orang bilang hidup di dunia ini nggak ada yang gratis. kecuali kentut. Realitanya demikian. Tidak ada yang mengingkari ungkapan tersebut, kendati tidak seratus persen ucapan itu benar. Karena masih ada yang gratis disamping kentut, ngambil air di kali atau di laut, misalnya, cari sayuran di hutan (kalau ada yang bisa dikonsumsi, tangkap ikan di sungai, dll.
Ungkapan semacam itu, sekalipun
mengandung kata-kata yang kurang enak didengar karena ada kata
"kentut" nya, perlu kita dukung, agar bisa membuat kita sadar bahwa untuk
hidup di dunia ini tidak bisa hanya dengan berdiam diri. Semua perlu ongkos, perlu biaya, perlu
usaha untuk menghidupi diri sendiri dan keluarga.
Islam sangat tidak menyukai umatnya
menganggur. ini dibuktikan dengan adanya beberapa ayat yang
menyinggung-nyinggung agar manusia itu berusaha mencari rezqi, tidak menganggur.
Berikut diantara bunyi ayat-ayat tersebut:
فَانتَشِرُوا فِي الأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ
Maka bertebaranlah kamu di
muka bumi; dan carilah karunia Allah[1]
وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا
dan Kami jadikan siang untuk
mencari penghidupan[2]
وَلَقَدْ مَكَّنَّاكُمْ فِي الأرْضِ وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيهَا مَعَايِشَ قَلِيلا مَا تَشْكُرُونَ
Sesungguhnya Kami telah
menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu
(sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu bersyukur.[3]
Selain Allah dalam Al-qur’annya, Rasulullah saw pun juga bersabda,
لِأَنْ يَأْخُذَ أَحَدُكُمْ حَبْلَهُ فَيَذْهَبَ فَيَحْتَطِبَ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ النَّاسَ أَعْطَوْهُ أَوْ مَنَعُوهُ
“Sungguh bahwa mengambil seseorang dari kamu dari talinya, lalu pergi,
serta mencari kayu bakar ke hutan, maka itu lebih baik dibanding meminta-minta
kepada manusia. Memberi merika itu kepadanya atau tidak.”
Jelas dari ungkapan ayat-ayat al-qur’an serta hadis Rasulullah Saw
tersebut, kita tidak dibenarkan berdiam diri dengan virus yang bernama “menganggur”,
karena menganggur tidak akan mendapatkan apa-apa. Malah, hanya bisa
mengantarkan kepada kemiskinan. Dalam sebuah do'a, Nabi pernah berlindung dari “jurang” kemiskinan. Kemiskinan, ya, kemiskinan. karena
kemiskinan juga merupakan bahaya yang bisa membawa kepada lembah kema'shiyatan dan bahkan
kekufuran. Tentunya apabila
seseorang tidak sabar dalam menghadapi kemiskinan tersebut.
Apa yang akan terjadi? tidak menutup
kemungkinan apabila si miskin tidak kuatnya imannya, tidak mau bersusah payah,
tidak mau kerja cari uang, ketika dalam keadaan terjepit, bisa saja angin jahat
dari syaitan bertiup membawa bisikan ini-itu, merampok, merampas, mencopet, dan
lain sebagainya.
Solosi utama agar terhindar dari kemiskinan
adalah dengan berusaha, berusaha, dan terus berusaha. serta jangan lupa berdo'a
kepada Allah agar dihindarkan dari kemiskinan.
Kalau hanya kerjaannya nganggur,
malas-malasan, tidur-tiduran ngarap alias mengharap dapat emas nomplok, hujan duit, atau dapat uang kaget (seperti yang
di televisi), mimpi kali yee...
Huss... sudah saatnya bangun. kacian dech
lho! tahi mata menongkol. hhaaaa
Sobat, kalau kita mau melirik sebentar
bagaimana kinerja ayam dalam menhidupi sehari-hari, mungkin kita kalah.
Pagi-pagi, disaat kuning fajar mulai menyingsing, ayam sudah mulai bersiap
diri. Kokoknya mulai terdengar menghiasi dunia. Sekalipun belum turun dari kandangnya, persiapan untuk kerja sudah
diperlihatkannya. Dan, begitu jubah putih siang sudah mulai terpampang dengan ditandai datangnya
sang mentari, ayam pun keluar dan turun dari kandangnya.
Kesana-kemari, ia langkahkan kaki,
mengais ini-itu mencari sesuatu yang bisa dimakan, agar bisa hidup. Tanpa
lelah, dari pagi hinga sore ayam ngak pernah datang ke kandang kecuali hari sudah
mulai gelap, ketika senja kuning mulai menampakkan jubah hitamnya. Sungguh kegigihan yang luar biasa. Mampukah kita seperti demikian? jawabannya
ada ditangan masing-masing.
Yang jelas, kita tidak boleh kalah dengan ayam. Kita ini makhluk Tuhan
yang sempurna, dibekali akal oleh Allah untuk berfikir. Mari, sebagai rasa
syukur kita kepada Sang Pencipta, kita wujudkan dengan berusaha dan bekerja. Carilah
rezeki yang halal. Karena rezeki yang halal merupakan pupuk penyubur kecintaan
kita kepada-Nya. Sebaliknya, rezeki yang haram merupakan racun kebisaan yang
mampu menjobloskan kita ke lembah neraka Jahannam. Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa
dagingnya tumbuh dari makanan yang haram, maka api Neraka lebih utama baginya”.
Na’udzubillah mindzalik.
0 komentar:
Posting Komentar