Sempat
miris hatiku, saat aku mendapat telepon dari salah satu keluarga
(Jum'at, 11/4/2014) yang mengeluhkan anak laki-laki tertuanya sering
mabuk. Parahnya lagi, karena faktor mabuk sang anak tidak mampu
mengontrol diri, hingga pada suatu hari sang anak hampir jatuh ke
sungai. Beruntung ada salah satu warga yang mengetahui dan melihat hingga ia selamat,
dan tidak jatuh ke sungai.
Sedih. Sungguh menyedihkan. Anak zaman sekarang tidak memikirkan perasaan orang tua. Ortu sibuk memikirkan dan menjaga si buah hati, sedang si anak, eehhh... malah bikin ulah. Ortu dibikinnya malu dan sakit hati dengan mabuk-mabukan.
Sedih. Sungguh menyedihkan. Anak zaman sekarang tidak memikirkan perasaan orang tua. Ortu sibuk memikirkan dan menjaga si buah hati, sedang si anak, eehhh... malah bikin ulah. Ortu dibikinnya malu dan sakit hati dengan mabuk-mabukan.
Sang ibu meminta pada penulis, nanti kalo penulis mau pulkam, ia harap penulis mau memintakan air kepada salah satu habib yang sering disebut orang "Habib Gunung Ronggeng"
Penulis ngak berani berjanji. Kalimat Insya Allah pun terucap dari bibir penulis. Tapi sang ibu sangat memohon-mohon agar penulis mau mengabulkan hajatnya. Hingga penulis tak sanggup untuk menolaknya.
Sob,
Coba bayangkan, bagaimana perasaan orang tua ketika melihat anaknya
berlaku demikian? Mabuk, mabuk, dan mabuk lagi. Apa ortu tidak sakit hati?...
0 komentar:
Posting Komentar