Untuk catatan hari ini, Daud mau nulis apa ya? Bingung. Ya, biginilah
kalau hati tengah ngak karuan. banyak pikiran. Aku teringat kata kakak
senior sewaktu mengikuti pelatihan menulis beberapa bulan lalu, kata
kakak, "Kalau kamu lagi bingung sewaktu menulis, bingung apa yang harus
ditulis, bingung karena ngak punya ide, atau bingung karena ini karena
itu. Maka kamu ngak perlu nunggu mpe ide itu datang atau nunggu semua
yang membuat kamu bingung tersebut hilang. Tulis apa yang ada dipikiran
kamu.
Nah, satu hal yang menjadi pertanyaan Aku sekarang, "Apa perlu
aku menulis semua yang ada dipikiranku?" Oh tidak. Mana mungkin Aku
sanggup menulis semua yang ada dipikiranku.
Daripada bicara masalah bingung, bingung, dan bingung, lebih baik
Daud curhatan aja sama sobat. Gimana sob, mau ngak dengarin curhat
Daud?
Oke! Sekarang Daud akan memulai curhat. Tapi ingat, ntar kalo
udah selesai berikan komentar yang membangun yah. biar asyik deh.
Hehee...
Dulu, beberapa bulan yang lalu, Daud pernah menerima SMS dari
teman. Ayuuu.... tebak! Apa bunyi SMS-nya?? Ngajakin jalan-jalan? BUKAN.
Ngajak nonton Bareng? NGAK toh. Terus apa deh? Mau tahu aja...
Hihihi....
Sebenarnya isi SMSnya tersebut bukan ngajakin Daud ke sana atau
ke sini. SMSnya cukup menarik perhatian bagi Daud. Kenapa Tidak? Teman
Daud yang berinial IB itu menanyakan dalam SMS-nya sebuah pertanyaan
yang mungkin bagi orang yang sudah tahu jawabannya, alias yang udah
pintar, ngak bakal jadi masalah. Tapi bagi Daud ini merupakan sesuatu
hal yang baru dan belum pernah terpikirkan sebelumnya.
Pertanyaannya cukup mudah, gimana hukumnya sholatnya seorang
perempuan yang mengenakan mukena yang tanpa tangan, opss... bukan tanpa
tangan, tapi tanpa lengan baju, hhheee.... Dan seringkali ketika sujud,
telapak tangan si perempuan tersebut tidak langsung menyentuh tempat
sujud, disebabkan terlapik kain mukena yang panjang, kendati tanpa
lengan baju tersebut. Nah, yang menjadi pokok pertanyaannya, gimana
hukum kesahan sholat seorang perempuan yang ketika sujudnya, telapak
tangannya tidak secara langsung menyentuh tempat sujud.
Hmmm... Gimana, mudahkan?? Ya mudah sih bagi yang tahu
jawabannya. Tapi bagi Daud itu dulu merupakan suatu yang tidak pernah
terpikirkan sebelumnya. Aku pun tidak langsung menjawab SMS tersebut
dengan jawaban asal-asalan.
Memang kalau bayangan sebelumnya ada sih sudah untuk jawaban
pertanyaan tersebut. Tapi aku masih ragu. Takutnya nanti kalo salah
gimana? Hukum ngak bisa dijawab dengan asal-asalan! Batinku dulu.
Aku pun sibuk merujuk kembali ke beberapa kitab untuk mencari
jawaban yang sahih untuk pertanyaan tersebut, dari yang kecil sampe yang
besar. Wahh... cape juga ya nyarinya. Alhasil, setelah beberpa lama
bulak-balik, buka kitab ini, kitab itu, akhirnya Aku pun menemukan juga
jawaban yang dicari.
Alhamdulillah. Aku bersyukur atas karunia Allah untukku yang
telah membantu Aku dalam mencari jawaban tersebut. Dan Aku juga
bersyukur atas kepercayaan teman-teman yang telah beranggapan bahwa
hamba yang lemah ini bisa memberikan solusi, sebuah jawaban yang menjadi
unek-unek di hati.
Curhat ini bukanlah sebuah kesombongan atau pamer, tapi sebuah
tahaddust binni'mah. Karena Allah SWT menyukai orang yang bersifat
demikian (lihat ayat terakhir dari Surah Adh-Dhuha).
Satu hal yang menjadi sebuah pelajaran dari curhat ini, yaitu
hendaklah kita sebagai pelajar, santri, atau mahasiswa, dimana
masyarakat menganggap kita sebagai kaum elite dalam dunia pendidikan,
sudah selayaknya bagi kita untuk selalu siap menghadapi tantangan, siap
memberikan jawaban, siap menyumbangkan pemikiran dengan berasaskan
keshahihan. Untuk itu tidaklah mudah, kecuali dimulai dari sekarang.
Siapkan semuanya dengan belajar, belajar, dan belajar. Janganlah pernah
merasa puas dengan apa yang sudah diketahui. Karena kita tidak tahu
kapan kita akan ditanya oleh masyarakan tentang suatu masalah yang
pelik? Dan kita pun tidak mungkin tahu apakah nanti kita mampu menjawab
pertanyaan tersebut.
Semoga bermanfaat.
Curhat ini mulanya ditulis di akun Facebook-ku "Daud Fathani" pada tanggal 7 Februari 2014