Jumat, 07 Maret 2014

Apa Itu Penulis?


Apa sih yang dimaksud dengan Penulis itu? Sebelum menjawab pertanyaan ini ane mau bertanya dulu pada sobat apa yang dimaksud dengan menulis itu? Benar menulis adalah menggoreskan pena pada kertas atau mengetik di komputer. Berarti kalau pengertiannya seperti itu semua orang pun juga bisa donk. Anak TK dan anak SD pun juga bisa menulis. Dengan demikian, apa mereka pantas disebut penulis? Tentu tidak.

Penulis adalah seseorang yang berhasil melahirkan karya-nya lewat media tulis, baik lewat kertas, komputer, ataupun internet. Karya tersebut bisa bersumber dari pengalaman pribadi, imajinasi, atau dari ilmu yang dimiliki yang kemudian ditulis menjadi sebuah catatan pribadi dan dicetak untuk dijadikan buku biar lebih bermanfaat bagi pembaca.

Merangkai hurup demi hurup dan kata demi kata adalah pekerjaan seorang penulis. Semua apa yang dibenaknya akan tertuang pada apa yang ia tulis. Nah, itulah yang namanya penulis. Kalau pekerjaannya cuman menulis atau mengetik dengan cara meniru dari buku ini dan buku itu, itu mah artinya menyalin atau mengumpulkan, bukan menulis.

Benar dalam dunia penulisan ada istilah "mengutip," yaitu mengambil pendapat atau pandangan dari buku orang lain, dan ini juga dibenarkan atau sah-sah saja dengan catatan harus menyebutkan sumber yang dikutip. Perlu diketahui, yang namanya mengutip itu bukan berarti mengutip secara keseluruhan, tetapi hanya sebagian.

Mengutip itu sendiri ada yang namanya kutipan langsung dan ada kutipan tidak langsung. Kutipan langsung yaitu mengutip pendapat atau pandangan orang lain sama persis tulisannya dengan buku yang dikutip tanpa merubah redaksinya. Adapun apabila dirubah redaksinya, maka itulah yang namanya kutipan tidak langsung. Hmm... tentu semua sobat sudah tahu tentang istilah kutipan ini sewaktu belajar pelajaran bahasa Indonesia.

Kesimpulannya, Seorang penulis adalah seseorang yang mampu merangkai kata sendiri menjadi beberapa paragraf yang kemudian dijadikan sebuah buku sebagai karya tulis. Jadi, seseorang yang kerjanya cuman copy paste dari internet atau plagiat tidak bisa dikatakan sebagai penulis.

Semoga kita semua bisa menjadi penulis yang menghasilkan karya-karya yang bermanfaat bagi kita sendiri dan orang lain. Amiin.

Ditulis oleh: Daud Fathani, Jum'at 7 Maret 2014 di Martapura.

Pertama Kali di Rawat di RS


Pagi gini sudah mulai bersin-bersin. Apa ini tanda badanku sehat atau malah sebaliknya? Bicara kesehatan, aku teringat beberapa tahun yang lalu. Dulu waktu aku masih duduk di semester bawah, aku pernah dirawat di rumah sakit karena menderita anemia, kekurangan darah. Sebelumnya, hampir setiap hari aku merasakan badanku semakin pucat, lemah dan sering pusing. Dunia seolah maunya goyang terus. Baru jalan selangkah dua langkah, badanku terasa ngak sanggup menahan goyangannya. Akhirnya aku pun sering duduk dan rebahan di TKP.

Beberapa hari kemudian, aku dibawa keluarga pergi ke puskesmas. Setelah memeriksa, petugas puskesmas menjelaskan sebaiknya kami melanjutkan pengobatan ke rumah sakit, untuk dirawat di sana.

Beruntung, aku hanya dirawat selama tiga hari dirumah sakit terbesar di Kabupaten Banjar itu. Terhitung sejak tanggal 25 April sampai dengan 28 April 2011. Dalam tiga hari tersebut aku melakukan tranfusi darah sebanyak tiga kantong. Syukur waktu itu stok darah di PMI yang menyediakan darah yang sama denganku masih banyak, jadi keluarga pun tidak susah mencarikannya. Disamping itu, disana aku tidak murni menjalani tranfusi darah saja tapi juga diselangi impus bila satu kantong darah habis terpindah ke tubuhku. Aku lupa berapa botol impus yang aku habiskan. Yang pastinya aku senang sobat-sobat, dan kelauargaku mau datang membesuk waktu itu, baik malam ataupun siang

Setelah memohon izin pada dokter, aku pun dibolehkan pulang meninggalkan rumah tempatnya orang sakit itu. Owh... Ngak enak tinggal di sana, sob. Tiap hari dengarnya orang sakit melulu. Enaknya kan hidup di luar, biar bisa jalan bebas, ke pasar, masjid, kuliah, dan berkumpul sobat atau keluarga.

Ingat..!! Kesehatan adalah segalanya. Kesehatan lebih berharga dari pada emas dan perak.

Semoga kita selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT. Amiin.

Oleh: Daud Fathani, Jum'at 7 Maret 2014

#CatatanKecilkuDaud

Sabtu, 01 Maret 2014

Pengalaman Pertama Aku Menulis


Curhat yuk...!

Sob, aku teringat masa kecil waktu sekolah Dasar dulu. Kalo ngak salah ingatan, tepatnya sewaktu aku duduk di bangku kelas II. Pada hari itu jadwal pelajaran bahasa Indonesia dan bapak guru memberikan tugas kami mengarang. "bikinlah cerita atau kisah apa saja yang kalian suka" kata guru waktu itu.

Suasana kelas jadi setengah ribut. "Aku kada bisa bekisah" kata temanku setengah berbisik dengan dialek khas banjarnya. "Aku pun juga demikian" timpal yang lain. Pokoknya kami semua bingung. Ya bingung karena ngak bisa menulis cerita. Buru-buru menulis cerita, membaca buku cerita saja juga jarang. Selain perpustakaan sekolah jarang buka waktu itu, kami juga tidak pernah diberikan motivasi untuk menulis.

Walau dengan setengah terpaksa ,tugas yang dianggap nyeleneh itu pun harus kami terima dengan lapang dada. Bagi kami mengarang atau menulis cerita itu sulit. Cara memulainya ngak tahu dari mana. Belum lagi bicara masalah EYD, itu jangan ditanya. Hee. Mungkin itu juga berlaku hingga sekarang bagi kita-kita pemula yang pingin jadi penulis.

Aku masih ingat, waktu itu aku menulis dengan judul “Rajia KTP”, sebuah cerita tentang seorang kakek terjaring rajia KTP yang karena kebodohannya ia pun dimarahin polisi. Pernah ngak sobat membaca ceritanya? Sebenarnya cerita tersebut pernah ada di TTS Bungas yang aku beli di pasar beberapa minggu sebelumnya. Entah siapa penulis pertamanya aku pun juga ngak tahu. Hanya cerita tersebut yang menjadi ide penulisanku waktu itu. Lucu, unik dan khas-nya banjar banar membuatku tertarik menulisnya kembali dalam memenuhi tugas sekolah yang kami anggap nyeleneh itu.

Aku pun memulai menulis. Kata demi kata sudah mulai mengisi lembaran kertas kosong bukuku hingga membentuk kalimat dan beberapa paragraf. Entahlah dari mana dulu aku mengawali tulisan tersebut, yang pastinya aku bisa setelah mencobanya. Tanpa terduga, akupun juga mampu menyelesaikan tulisan pertama yang pernah aku tulis dalam sejarah hidupku itu. Aku akui tulisan tersebut memang banyak kekurangannya. Maklum, itu pertama kali aku menulis dan pertama mendapat tugas mengarang di sekolah jadi banyak kekurangannya. Salah satunya, pemborosan kata dimana-mana. Banyak kata yang diulang. Hingga salah satu temanku pun bilang, "Banyak inya-nya, kok!?"   Aku diam. Aku ngak memperdulikan ocehan temanku itu. Walau demikian aku cukup senang karena akhirnya ia juga tertawa dan senyum-senyum sendiri pasca membaca tulisan tersebut. Kenapa tidak? Habiiisss… Lucu sich cerita yang aku buat itu. hhee

Aku menulis dengan nada aslinya, yakni banjar banar TV nya, oppss… Banjar banar ceritanya. Hheee…. Dalam tulis tersebut aku menggunakan bahasa Banjar. Selain karena faktor kurang bisa berbahasa Indonesia, cerita tersebut memang dari aslinya menggunakan bahasa banjar.
***
Begitulah sobat cerita aku waktu Sekolah Dasar dulu. Ada hal menarik yang menjadi catatan dari cerita tersebut. Pertama, Hendaknya bagi sekolah-sekolah perpustakaannya diaktifin. Artinya, selain harus buka setiap hari, juga buku-bukunya juga harus diperbarui, ditambah donk dengan buku-buku terbaru, biar minat baca siswanya menjadi tinggi. Ingat, buku adalah jendela dunia.

Kedua, bagi para guru khususnya, tugas utama seorang guru selain memberikan pelajaran juga harus memberikan motivasi pada siswa-siswinya untuk rajin menulis dan memberikan tips-tips cara menulis yang benar, cepat, dan tepat. Jadi jangan asal suruh saja, “Karangkan cerita untukku”. Kasian siswanya pusing seribu keliling. Hhee

Ketiga, bagi kita-kita yang masih pemula neh ya! Kalo ingin menulis pasti bingung. Bingungnya bukan karena ngak ada ide. Tapi bingung karena ngak tahu gimana cara memulainya. Ilmu yang pernah penulis dapat sewaktu menjadi anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Banjarbaru menjawab pertanyaan ini. Kata senior FLP Bjb, untuk mengatasi hal tersebut adalah, tulislah apa yang ada dibenak atau dipikiran kita. Jangan takut salah. Tulislah. Tulis lagi, dan tulis lagi hingga selesai. Ingat sebelum selesai menulis harap jangan dibaca duluan. Pasca penulisan baru dibaca dari awal. Terus lakukan pengeditan. Kalo ada yang kurang tambahin, dan kalo ada yang lebih ya dikurangin. Soalnya kalo kita membaca apa yang kita tulis sewaktu menulis, takutnya kita disibukkan dengan pengeditan ini-itu, dan karangan pun ngak akan selesai-selesai.

Keempat, Ingin menulis? Jangan bilang ngak bisa, coba dulu. Ingat! Semua tidak mungkin bisa dilakukan tanpa dicoba. Tanpa mencoba, sama halnya dengan menyerah sebelum berperang.

Kelima, Dalam menulis jangan takut salah, jangan takut ada yang kurang ini-kurang itu. Kekurangan itu sudah pasti ada. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, kecual Allah dan Rasul-Nya. Bagi kita pemula kegamangan seperti ini sudah pasti ada. Satu hal yang perlu diingat, Yakinkan pada diri kita bahwa ini adalah awal menuju kesempurnaan.

Keenam, Banggalah dengan karya sendiri, karena kita sudah mampu membuktikan bahwa kita bisa, kendati belum maksimal seratus persen. Jangan perdulikan ocehan terhadap tulisan kita. Anggaplah itu adalah kritikan membangun untuk mendongkrak semangat kita menuju lebih baik lagi.

Ketujuh, Janganlah bisanya menertawakan atau mengoceh karya orang lain. Siapa tahu karya orang tersebut lebih baik dari kita. Hargailah karya orang lain, dengan demikian karya kita pun juga dihargai.

Semoga bermanfaat.

Ditulis oleh: Daud Fathani, 01 Maret 2014.
Terima Kasih atas Kunjungannya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India