Minggu, 13 April 2014

Foto Kenangan di Nagara, HSS, Kal-Sel

Berselang satu hari pasca munaqasyah skripsi penulis di Kampus STAI Darussalam Martapura, Pada hari itu, (1/4/2014) penulis beserta empat teman lainnya pergi ke Nagara, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan untuk memenuhi undangan pernikahan sekaligus walimah sobat kami Syamsuri Ahmad, S.H.I. Walau harinya agak tidak mendukung, namun tidak menyurutkan tujuan kami untuk berangkat. Baru sampai di Antasan Senor Ilir, tepatnya di depan Majlis Guru Syukri Unus Martapura, hujan pun mulai turun, hingga memaksa kami untuk segera memakai jas hujan anti air dari awal perjalanan.

 Perjalanan yang sungguh mengasyikkan. Butiran air hujan yang mengahantam dan menyirami kami hampir diseparuh perjalanan itu seolah menjadi sensasi tersendiri bagi kami.

Berikut ini adalah foto kenangan penulis beserta teman-teman penulis sewaktu di Nagara tersebut.








Mabuk, Apa Ortu tidak Sakit Hati?



Sempat miris hatiku, saat aku mendapat telepon dari salah satu keluarga (Jum'at, 11/4/2014) yang mengeluhkan anak laki-laki tertuanya sering mabuk. Parahnya lagi, karena faktor mabuk sang anak tidak mampu mengontrol diri, hingga pada suatu hari sang anak hampir jatuh ke sungai. Beruntung ada salah satu warga yang mengetahui dan melihat hingga ia selamat, dan tidak jatuh ke sungai.

Sedih. Sungguh menyedihkan. Anak zaman sekarang tidak memikirkan perasaan orang tua. Ortu sibuk memikirkan dan menjaga si buah hati, sedang si anak, eehhh... malah bikin ulah. Ortu dibikinnya malu dan sakit hati dengan mabuk-mabukan. 

Sang ibu meminta pada penulis, nanti kalo penulis mau pulkam, ia harap penulis mau memintakan air kepada salah satu habib yang sering disebut orang "Habib Gunung Ronggeng"

Penulis ngak berani berjanji. Kalimat Insya Allah pun terucap dari bibir penulis. Tapi sang ibu sangat memohon-mohon agar penulis mau mengabulkan hajatnya. Hingga penulis tak sanggup untuk menolaknya.

Sob, Coba bayangkan, bagaimana perasaan orang tua ketika melihat anaknya berlaku demikian? Mabuk, mabuk, dan mabuk lagi. Apa ortu tidak sakit hati?...

8 Kali Konsultasi Belum juga di Acc


Ada satu catatan harian untukku hari ini, yang menurutku sangat menarik untuk direnungkan. Sore kemarin Sabtu, 12 April 2014, aku bertemu dengan salah satu mahasiswa Tarbiyah. Panggil saja A. A adalah salah satu mahasiswa semester akhir, sama halnya denganku. Hanya saja dewi keberuntungan belum berpihak kepadanya pada semester ini, hingga dipridiksikan ia baru bisa sidang pada semester depan.

A mengaku sudah konsultasi sebanyak delapan kali. Namun ironisnya, kedua dosen pembimbingnya belum juga kunjung mengACC skripsinya. Beruntung A masih bisa bersabar dan ngak mentok di tengah jalan.

Yang menjadi perhatian penulis di sini adalah, ada apa dengan A? Apakah A memang ngak becos dalam mengerjakan skripsi, alias asal-asalan? atau karena faktor lain?Adanya kesengajaan A dipersulit dosen pembimbing misalnya. Rasanya ngak mungkin dech. Terus apa?

Entahlah.

Kepada A, Semangat! Aku mendukungmu. Semoga berhasil.

Sabtu, 05 April 2014

Nilai, B.! Alhamdulillah.



Kemarin (4/4/2014), sewaktu Aku ke kampus mau nyerahin hasil revisi skripsi pada sekretaris tim penguji munaqasyah agar bisa dikasih tanda tangan oleh tim penguji sebagai pengesahan skripsi, aku melihat di papan pengumuman hasil sidang munaqasyah (31/3/2014) itu tertulis sederetan nama peserta sidang dinyatakan LULUS. Memang sih ada ada juga yang masih dipendeng antara lulus dan tidak, entah apa itu alasannya aku pun juga tidak tahu. 

Walaupun sudah memberikan yang terbaik, tapi yang menentukan dan memberikan nilai adalah Tim Penguji. Kita tidak tahu bagaimana sistem penilaian tersebut. Yang pastinya, Alhamdulillah, Aku bersyukur karena dapat dinyatakan lulus setelah mengikuti sidang munaqasyah itu dengan nilai 77.33 (B).
Terima Kasih atas Kunjungannya.
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India